Hasbi Ash-Shiddieqy dan Bisri Mustofa merupakan dua diantara mufasir yang tercatat dalam literatur tafsir Indonesia, selain sebagai mufasir, keduanya juga seorang politisi. Dalam menafsirkan beberapa ayat terkait politik khususnya etika politik, keduanya terdapat perbedaan dan persamaan. Hal tersebut menjadi alasan utama penulis memilih tema penelitian ini. Penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif-analisis. Adapun sumber data yang digunakan ialah studi pustaka atau library research. Sumber data tersebut terbagi menjadi dua, yakni: Tafsir Al-Ibriz karya Bisri Mustofa dan Tafsir al-Qur’anul Majid An-Nuur karya Hasbi Ash-Shiddieqy sebagai sumber primer dan Tafsir Tematik (Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, Dan Berpolitik) yang ditulis oleh Kementrian Agama juga karya ilmiah lainnya dalam bentuk buku dan jurnal yang menjadi sumber sekunder pada penelitian ini. Beberapa hasil dari penelitian ini antara lain yakni: Pertama, Bisri Mustofa tidak menafsirkan 10 ayat-ayat terkait etika tersebut dengan dikontekstualisasikan pada latar belakangnya sebagai seorang politisi. Kedua, Hasbi beberapa kali terlihat mengaitkan penafsirannya terkait ayat-ayat etika politik tersebut terhadap unsur politik. Ketiga, Hasbi juga menyatakan prinsip-prinsip tersebut (adil, musyawarah, amanah) merupakan kaidah dalam sistem pemerintahan. Kata kunci: Tafsir Muqaran, Ayat-ayat Etika Politik, Hasbi Ash-Shiddieqy, Bisri Mustofa.


Hasil Pencarian


Ditemukan 1 dari pencarian Anda melalui kata kunci: Author : "dinda ayu lestari"
Permintaan membutuhkan 0,0505 detik untuk selesai
XML ResultJSON Result

Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog