Halaman Pertama   Sebelumnya   101   102   103   104   105   Berikutnya   Halaman Akhir 

Penerapan etika sosial kemanusiaan yang menjadi pokok ajaran utama dalam ajaran Islam, dalam prakteknya tidak selamanya seiring. Penelitian ini menelaah tentang etika dalam kisah pelarian nabi Musa ke Madyan menurut Hamka. Hamka yang dikenal dengan Filosuf tentang etika membuat berbagai macam teori tentang etika. Teori tersebut selain dituangkan dalam buku-buku karyanya dituangkan dalam tafsirnya. Bukti asumsi itu dibenarkan dalam penafsirannya mengenai beberapa ayat yang menandung etika. Karena keterkaitan itu, tafsir al-Azhar dipilih untuk mengungkap nilai etika apa saja yang terdapat dalam kisah pelarian nabi Musa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan data primernya adalah al-Qur?an dan tafsir al-Azhar. Nilai etika yang dihasilkan dari penelitian ini adalah ada sembilan etika dalam penafsiran Hamka pada kisah pelarian nabi Musa ke Madyan, dengan menggunakan tiga terapan yakni: terhadap Tuhan, sesama manusia dan lawan jenis. Etika terhadap Tuhan, yakni: tidak mengeluh pada Tuhan ketika mendapat masalah, dan berkata yang baik serta tidak memaksa Tuhan saat berdo?a. Etika terhadap sesama manusia, yakni: memberi simpati dan nasehat kepada orang yang kesulitan, mengutamakan kepentingan orang lain meskipun sama-sama membutuhkan, berterimakasih kepada orang yang memberikan pertolongan, menghibur orang yang sedang dilanda masalah, menolong orang lain agar mendapat pekerjaan, memberi jalan keluar yang bijak dari masalah yang orang lain. Etika terhadap lawan jenis, yakni: menjaga diri ketika berbicara dengan yang bukan mahram. Nilai etika yang dihasilkan dari penelitian ini bukanlah Hamka secara spesifik mengatakan adanya etika dari surah al-Qasas ayat 20-28. Namun, terdapat satu penafsiran Hamka yang spesifik tentang etika yakni pada surah al-Qasas ayat 24, yang membahas tentang etika berbicara yang dilakukan Musa ketika berdo?a. Kata Kunci: Etika, Kisah Nabi Musa, dan Hamka

Skripsi ini membahas tentang praktik membaca al-Qur’an pada anak yang berada di Kelurahan Cempaka Putih Tangerang Selatan. Pentingnya peranan orang tua dalam menanamkan pendidikan ilmu agama kepada anak sejak dini, terutama dalam ilmu yang berkaitan dengan membaca al-Qur’an. Kemudian dengan berkembangnya zaman, mulailah bermunculan TPQ sebagai sarana anak untuk mempelajari membaca al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an anak di TPQ yang berada di Kelurahan Cempaka Putih terkait kualitas bacaan al-Qur'an dan mengetahui metode yang digunakan di TPQ untuk menunjang keberhasilan dalam melakukan pendidikan pembelajaran al-Qur’an. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Living Qur’an. Oleh karenanya pengumpulan datanya adalah berupa observasi, wawancara dengan beberapa ketua TPQ dan para responden seperti ketua TPQ, guru yang mengajar, orang tua, serta anak yang mengikuti kegiatan membaca al-Qur’an dan dokumentasi. Kemudian menganalisanya dengan data yang terkumpul. Dari hasil penelitian ini penulis menemukan bahwa terdapat dua metode yang digunakan dalam kegiatan membaca al-Qur’an, yakni metode Qiroati dan metode Iqra. Uniknya jumlah anak yang belajar di Lembaga yang menggunakan metode Qiroati lebih banyak dan lebih diminati dibandingkan Lembaga yang menggunakan metode Iqra. Terbukti dengan adanya antrean (indent) di TPQ tersebut. Kata kunci: Praktik, Membaca, Menulis, al-Qur’an, Anak

Sebagai lembaga yang fokus pada perjuangan pembebasan Masjidil Aqsa dan Palestina, lembaga Spirit of Aqsa (SoA) menghadirkan sebuah program khusus yaitu pembacaan surah Al-Isra’. Hal ini menarik karena selain menjadi hal yang baru di masyarakat, pembacaan surah Al-Isra’ juga belum pernah diteliti dalam kajian living Qur’an. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan antara lain, observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Seluruh data yang terkumpul kemudian masuk ke dalam empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini diketahui bahwa pembacaan surah Al- Isra’ di lembaga Spirit of Aqsa sebagai program khusus diaplikasikan di pihak internal (karyawan SoA) dan eksternal (jemaah, donatur dan komunitas Relawan Baitul Maqdis). Pembacaan surah Al-Isra’ di internal dibagi lagi menjadi dua. Yang pertama bersifat anjuran, yaitu individu membaca masingmasing setiap malam. Yang kedua, dibahas dalam majelis tadzkir satu kali sepekan. Sementara untuk pihak eksternal, pembacaan surah Al-Isra’ tidaklah rutin. Disesuaikan dengan permintaan jemaah, donatur dan komunitas Relawan Baitul Maqdis atau lembaga Spirit of Aqsa yang mengajukan kerjasama dengan jemaah, masjid, lembaga dan institusi lainnya. Tujuan dari adanya pembacaan surah Al-Isra’ di lembaga Spirit of Aqsa diantaranya untuk memberikan kesadaran pada masyarakat tentang urgensi membela Masjidil Aqsa dan ajang silaturahmi masyarakat yang memiliki perhatian yang sama akan Masjidil Aqsha. Kata kunci : Al-Isra’, Spirit of Aqsa, Masjidil Aqsha

Penelitian ini berpusat pada pembahasan mengenai corak adabi ijtima'i atau sosial kemasyarakatan dalam kitab tafsir berbahasa Sunda yang berjudul Ayat Suci Lenyepaneun karya Moh. Emon Hasim. Dengan penelusuran ini, penulis mengungkap usaha Emon Hasim dalam mengenali dan menelaah permasalahan sosial di Indonesia, khususnya budaya dan gaya hidup masyarakat Sunda melalui ketepatan redaksi ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung nilai-nilai humanis dan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Bukti yang dapat dikenali dari definisi masalah yang ditanyakan dalam penelitian ini adalah "Bagaimana penerapan tafsir adabi ijtima'i dalam penjelasan ayat-ayat suci Lenyepaneun dan signifikansinya pada masa kini?" Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dalam mengolah data yang berupa teori. Berdasarkan sumber informasi yang dikumpulkan, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan ayat-ayat yang menampilkan kritik sosial dalam beberapa topik, yaitu; riba, minuman khamr, fitnah, jilbab, dan gibah sebagai bentuk protes dari pertanyaan yang diajukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitik untuk menganalisis data. Hal yang muncul dari penelitian ini ada dua hal. Pertama, enam ayat yang dibedakan sebagai penerapan corak adabi ijtima'i dalam tafsir Ayat Suci Lenyepaneun jilid 3, 7, 18, 22, dan 26 melalui dialog tentang riba, minuman khamr, fitnah, hijab, dan gibah. Saat ini, corak adabi ijtimai yang diterapkan pada Ayat Suci Lenyepaneun masih menjadi penting, dan memudahkan orang awam untuk mengetahui makna ayat-ayat Al-Qur'an. Signifikansi tersebut diketahui melalui cara penerjemahan Hasim dengan mengutip kasus-kasus dan peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat umum. Kata kunci: Corak Adabi Ijtima’i dan tafsir Ayat Suci Lenyepaneun

Skripsi ini berangkat atas ketertarikan peneliti terkait bagaimana peta literasi al-Qur?an pada anak di Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan. Mampu membaca al-Qur?an bagian dari identitas seorang muslim, yang perlu diajarkan sejak usia dini. Akan tetapi pada data yang diperoleh dari Kementrian Agama Kota Tangerang Selatan maupun kelurahan tidak ditemukannya data terkait Taman Pendidikan al-Qur?an (TPQ). Maka dari itu, penulis memfokuskan penelitian ini agar mengetahui bagaimana pemetaan literasi al-Qur?an pada anak usia 5-13 tahun di TPQ Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi ke lapangan, wawancara dengan pihak yang terkait pada penelitian serta memasukkan dokumen-dokumen yang berkaitan pada penelitian ini. Pada data yang telah dikumpulkan penulis melakukan analisis data yang disajikan dalam deskripsi sehingga dapat menarik kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan. Hasil dari penelitian ini, penulis menyimpulkan kegiatan literasi al-Qur?an pada anak TPQ di Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan telah dilaksanakan dengan cukup baik. Sekitar kurang lebih 75% anak-anak usia 5-13 tahun telah mengikuti kegiatan pembelajaran al-Qur?an pada lembaga-lembaga al-Qur?an yang terdapat pada wilayah Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan. Kata Kunci: Literasi, Al-Qur’an, Anak, Cirendeu

 Halaman Pertama   Sebelumnya   101   102   103   104   105   Berikutnya   Halaman Akhir 

Hasil Pencarian


Ditemukan 8063 dari pencarian Anda melalui kata kunci: Author : "a"
Saat ini anda berada pada halaman 103 dari total 807 halaman
Permintaan membutuhkan 0,1167 detik untuk selesai
XML ResultJSON Result

Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog